Ticker

6/random/ticker-posts

Header Ads Widget

i love Alloh

Ya Alloh Engkau “Maha Memberi Manfaat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Syafa’ati #Dakwah #Islam

 Nama Allah, An Naafi'u ( النافع ) dibaca An Naafi'u termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah : 

  • Orang-orang yang Badwi yang tertinggal (Tidak turut ke Hudaubiyah) akan mengatakan:” Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka memohonlah ampunan untuk kami, mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah :”Maha siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Fath [48]: 11)

Makna Kata
Nama Allah, An Naafi'u bermakna Yang Memberi manfaat bagi siapa yang Allah kehendaki.

Ya Alloh Engkau “Maha Memberi Manfaat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Syafa’ati
Ya Alloh Engkau “Maha Memberi Manfaat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Syafa’ati

sumber : http://muhhammadanggara.blogspot.com/2014/06/makna-naafi.html

An Naafi (Yang Memberi Manfaat)Lafal An Naafi adalah bentuk isim fa’il (pelaku) dari lafal Nafa’a artinya bermanfaat. Allah swt mencipta segala sesuatu yang dikehendaki dan memeberi manfaat atas sesuatu buat siapa Dia kehendaki dari hamba-Nya. Dialah yang mampu memberi manfaat dan Dia pula yang mampu memberi madarat (kerugian) atas sesuatu.Dalil Naqli             : Q.S An Nahl: 5 dan Al Mu’minun: 215. “dan hewan ternak telah diciptaka-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangat dan manfaat dan sebagainya kamu makan.”21. “dan sungguh pada hewan ternak teerdapat suatu pelajaran bagimu. Kami memeberi minum dsari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan.”Kedua ayata di atas menjelaskan beberapa manfaat yang dapat dipeeroleh dari hewan ternak, baik bulunya, daginya, maupun air susunya. Manfaat yang lainnya adlah untuk dikendarai seperti kuda dan unta dan untuk angkutan seperti unta dan himar.Pada Q.S Al Fath: 11 berisi tentang perintah kepada Rasulullah saw untuk bertanya kepada orang Arab Badui yang enggan ikut perang ke Hudaibiyah karena takut mati. Pada hakikatnya, pertanyaan diatas berisi penegasan bahwa tidak  ada yang bisa memberi madarat (bencana) dan tidak ada pula yang dapat memberi manfaat (keuntungan), kecuali Allah swt.

sumber : http://nandangsu.blogspot.com/2014/09/10-asmaul-husna.html

Sifat Allah itu Mahasempurna, kita dapat melihat dari perkataan Imam Al-Muzani dalam Syarhus Sunnah berikut ini dan penjelasannya.

Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,

وكَلِمَاتُ اللهِ وَقُدْرَتُهُ وَنَعْتُهُ وَصِفَاتُهُ كَامِلاَتٌ غَيْرُ مَخْلُوْقَاتٍ دَائِمَاتٍ أَزَلِيَّاتٍ وَلَيْسَتْ بِمُحْدَثَات ٍفَتَبِيْدُ وَلاَ كَانَ رَبُّنَا نَاقِصًا فَيَزِيْدُ

جَلَّتْ صِفَاتُهُ عَنْ شِبْهِ صِفَاتِ المخْلُوْقِيْنَ وَقَصُرَتْ عَنْهُ فَطَنُ الوَاصِفِيْنَ

“Dan kalimat Allah, qudrah Allah, sifat Allah itu Mahasempurna bukanlah makhluk, selamanya ada, azali, bukan suatu yang baru yang lantas hilang. Rabb kami tidaklah berkurang dan bertambah. Sifat-sifat Allah itu Mahamulia, tidak serupa dengan sifat makhluk, tetap kurang apa yang disifatkan oleh orang-orang yang cerdas tentang Allah.”

Kalimat Allah Yang Mahasempurna

Kalimat Allah yaitu Al-Qur’an, nama dan sifat-Nya, perintah dan larangan-Nya, termasuk sifat Allah bukanlah makhluk, tidak fana dan musnah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 27)

Dalam ayat disebutkan,

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.” (QS. Al-Kahfi: 109)

Ayat lainnya pula menyebutkan,

وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman: 27)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain dengan berkata, ‘Sesungguhnya bapak (nenek moyang) kalian berdua biasa meminta perlindungan pada Ismail dan Ishak dengan bacaan:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

‘AUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHONIN WA HAAMMATIN, WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMATIN’ (Artinya: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracun dan dari pengaruh ‘ain yang buruk).” (HR. Bukhari, no. 3371)

Dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyyah ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلاً ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. لَمْ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

Barang siapa yang singgah di suatu tempat kemudian dia mengucapkan, ‘A’UUDZU BI KALIMAATILLAAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHOLAQ (Artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan setiap makhluk),” maka tidak ada satu pun yang akan membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut.” (HR. Muslim, no. 2708)

Ibnul Atsir rahimahullah berkata, “Di sini disifatkan dengan kalimat yang sempurna karena tidak boleh pada kalam Allah kekurangan sedikit pun atau ada aib. Kalam Allah tidaklah seperti kalam manusia.” (An-Nihayah fii Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, 1:197, dinukil dari Tamam AlMinnah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani, hlm. 98).

Kalimat Kauniyyah dan Diniyyah

Kalimat Allah itu ada dua macam:

Pertama: Kalimat kauniyyah, yaitu kalimat yang masuk di dalamnya orang beriman dan orang fajir, sampai pada Iblis dan bala tentaranya, begitu pula seluruh orang kafir, juga setiap yang masuk dalam neraka. Itulah yang disebutkan dalam ayat,

وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا

Dan Maryam membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (QS. At-Tahrim: 12)

Kedua: Kalimat diniyyah, yaitu kitab-kitab yang diturunkan yang di dalamnya terdapat perintah dan larangan. Orang beriman mentaatinya, orang fajir mendurhakainya. Hamba Allah yang bertakwa merekalah yang taat kepada kalimat diniyyah.

Qudrah Allah

Qudrah Allah (kuasa Allah) termasuk dalam sifat Allah, bukanlah makhluk, sifat ini sesuai dengan keagungan bagi Allah, tidak sama dengan makhluk, tidaklah fana dan tidak akan hilang.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 165)

Dalam ayat lain disebutkan,

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah: 17)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا

Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Fathir: 44)

Dari Al-Mughirah bin Syu’bah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengatakan pada dubur shalat maktubah (akhir shalat wajib),

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR. ALLAHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOYTA WA LAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WA LAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Artinya: Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya–selain iman dan amal salehnya yang menyelamatkan dari siksaan–. Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan).” (HR. Bukhari, no. 844 dan Muslim, no. 593)

Sifat Allah Tidaklah Berkurang

Sifat Allah itu tidaklah kurang, karena Allah tersucikan dari kekurangan. Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nahl: 60)

Sifat Allah bukanlah makhluk. Sifat Allah itu terus ada, tidaklah fana. Sifat Allah itu bukan muhdats, bukan baru saja ada. Sifat Allah dari awal hingga akhir itu ada. Inilah sempurnanya rububiyyah Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍوَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)

Juga dalam ayat,

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ

Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah.” (QS. Al-Qashshash: 88)

Allah Selamat dari Sifat Kurang

Sifat Allah itu tidak bertambah setelah sebelumnya berkurang. Meniadakan sifat Allah (ta’thil) termasuk menyatakan sifat Allah itu kurang, dan Allah itu selamat dari sifat kurang.

Sifat Allah itu tidak serupa dengan sifat makhluk. Dalam ayat disebutkan,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11)

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4)

Orang Cerdas Tidak Bisa Memikirkan Semua Sifat Allah

Walaupun orang sangat cerdas dan pintar tidak bisa menggapai semua sifat-sifat Allah, tidak bisa pikirannya menghayalkannya. Karena Allah tidaklah bisa dilihat oleh siapa pun, tidak ada yang bisa melihat semisal Allah, tidak ada pula yang bisa menggambarkan tentang sifat-sifat Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 103)

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا

Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” (QS. Thaha: 110).

Semoga bermanfaat.

Referensi:

  1. Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal ‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
  2. Tamam AlMinnah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani.Khalid bin Mahmud bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Juhani. alukah.net.

Sumber https://rumaysho.com/20991-syarhus-sunnah-sifat-allah-itu-mahasempurna.html


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.

Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin.

Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.

Ya Alloh Engkau “Maha Memberi Manfaat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Syafa’ati
Ya Alloh Engkau “Maha Memberi Manfaat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Syafa’ati

Posting Komentar

0 Komentar