Ticker

6/random/ticker-posts

Header Ads Widget

i love Alloh

Alhamdulillah Ya Alloh Kau Selalu Bimbing Kami Di Jalan (cara) Yang Mudah & Indah #Dakwah #Islam

 Allah Ta’ala berfirman,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Artinya:

  1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
  2. Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam,
  3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
  4. Pemilik hari pembalasan.
  5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
  6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
  7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah: 1-7)
Alhamdulillah Ya Alloh Kau Selalu Bimbing Kami Di Jalan (cara) Yang Mudah & Indah
Alhamdulillah Ya Alloh Kau Selalu Bimbing Kami Di Jalan (cara) Yang Mudah & Indah

Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah mengatakan,

{ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ } أَيْ أَرْشِدَنَا إِلَيْهِ وَيُبْدَلُ مِنْهُ .

{ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ } بِالْهِدَايَةِ وَيُبْدَلُ مِنَ الَّذِيْنَ بِصِلَّتِهِ { غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ } وَهُمُ اليَهُوْدُ { وَلاَ } وَغَيْر ُ{ الضَّالِّيْنَ } وَهُمُ النَّصَارَى وَنُكْتَةُ البَدَلِ إِفَادَةٌ أَنَّ المُهْتَدِيْنَ لَيْسُوا يَهُوْداً وَلاَ نَصَارَى

وَاللُه أَعْلَمُ بِالصَّوَّابِ ، وَإِلَيْهِ المَرْجَعُ وَالمَآبُ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا دَائِمًا أَبَدًا ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ .

“Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut:

Bukan jalan mereka yang dimurkai (al-maghdhuub ‘alaihim), yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. Bukan pula mereka yang sesat (adh-dhoolliin), yang dimaksud adalah orang-orang Nasrani.

Faedah adanya penjelasan tersebut mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapatkan hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan orang-orang Nasrani. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu.

Semoga shalawat dan salamnya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga dan para sahabatnya, shalawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita, Allah yang mencukupi dan Allahlah sebaik-baik tempat bersandar. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.”

Catatan dari apa yang disampaikan dalam tafsir Jalalain

  1. Kita berdoa kepada Allah agar dibimbing pada jalan yang lurus.
  2. Jalan yang lurus ditafsirkan pada ayat selanjutnya yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai, dan bukan jalan orang yang sesat.
  3. Orang yang dimurkai (al-maghdhuub ‘alaihim) adalah orang Yahudi.
  4. Orang yang sesat (adh-dhaalliin) adalah orang Nasrani.
  5. Orang Yahudi dan Nasrani bukanlah orang yang mendapatkan hidayah (petunjuk).

Mendalami makna “Jalan yang Lurus”

Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan sebagaimana berikut ini.

Kemudian Allah berfirman “Tunjukilah kami jalan yang lurus”, yakni tunjukilah kami dan berilah taufik kepada kami (untuk meniti) jalan yang lurus, yaitu jalan yang jelas yang mengantarkan kepada keridaan Allah dan surga-Nya. Hal ini diperoleh dengan cara mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.

Ada dua hal dalam hal meminta petunjuk yaitu tunjukilah kami kepada shirath dan tunjukilah di dalam shirath. Hidayah (petunjuk) kepada shirath adalah supaya tetap teguh pada ajaran Islam dan meninggalkan agama-agama selain Islam. Sedangkan hidayah di dalam shirath mencakup hidayah untuk mengamalkan seluruh cabang agama, baik secara ilmu maupun amal. Ini merupakan doa yang paling lengkap dan paling bermanfaat bagi para hamba. Maka, wajib bagi setiap orang untuk berdoa kepada Allah dengan doa ini pada setiap rakaat shalat yang ia kerjakan, karena begitu butuhnya ia pada doa ini.

Yang dimaksud jalan yang lurus dalam surah ini adalah jalan yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yakni jalannya orang-orang yang mendapat nikmat. Merekalah kalangan nabi shiddiqin (orang yang jujur), syuhada’ (mati syahid), dan shalihin.

Firman Allah Ta’ala “bukan jalan orang yang Engkau murkai”, yakni mereka yang mengetahui kebenaran (memiliki ilmu), namun meninggalkannya seperti orang-orang Yahudi dan yang semisal dengan mereka.

Firman Allah Ta’ala “bukan pula jalannya orang-orang yang sesat” yakni orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan mereka, seperti orang-orang Nasrani dan yang semisal dengan mereka. (Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 26)

Faedah dari Ibnu Katsir “Tunjukilah kami jalan yang lurus”

Surah Al-Fatihah diawali dengan pujian kepada Allah, lalu beralih pada meminta.

وهذا أكمل أحوال السائل، أن يمدح مسؤوله، ثم يسأل حاجته [وحاجة إخوانه المؤمنين بقوله: { اهدنا } ] ، لأنه أنجح للحاجة وأنجع للإجابة

“Inilah kesempurnaan keadaan orang yang meminta (berdoa) yaitu, ia memuji Allah kemudian meminta hajatnya dan hajat saudaranya yang beriman yaitu memohon hidayah (ihdinaash shiroothol mustaqiim, tunjukilah kepada kami ke jalan yang lurus). Hajat tersebut akan lebih cepat tertunaikan dan lebih manfaat untuk diijabahi.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:208)

Meminta hidayah yang dimaksud di sini adalah irsyad wa taufiq (pembimbingan dan taufik). Ibnu Katsir berkata,

والهداية هاهنا: الإرشاد والتوفيق

“Hidayah yang dimaksud (dalam ayat ihdinash shiroothol mustaqiim) adalah hidayah irsyad dan taufiq.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:209)

Hidayah sendiri menurut para ulama ada dua macam –sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin–yaitu:

1- Hidayah ilmi wa irsyad, yaitu hanya sekadar memberikan penjelasan.

2- Hidayah taufiq wa ‘amal, yaitu menerima dan menjalankan syariat.

Contoh ayat yang membicarakan hidayah jenis pertama adalah,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Contoh ayat yang membicarakan hidayah taufiq wa ‘amal,

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)

Hidayah jenis kedua (untuk menerima kebenaran) ada yang terhalang untuk mendapatkannya. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَىٰ عَلَى الْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Fussilat: 17). Ayat menyebutkan “fahadaynaahum” (Kami beri petunjuk) yaitu Kami beri kepada mereka petunjuk pada kebenaran, akan tetapi mereka tidak mau menerima. Lihat bahasan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 17-18.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa adapun shirothol mustaqiim sebagaimana dikatakan oleh Abu Jafar Ibnu Jarir, ‘Para ulama pakar tafsir semua sepakat bahwa shiroothol mustaqim adalah:

هُوَ الطَّرِيْقُ الوَاضِحُ الَّذِي لاَ اِعْوِجَاجَ فِيْهِ

“Jalan yang jelas yang tidak menyimpang dari garis lurus.’” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:209)

Para ulama yang dulu dan belakangan memiliki perbedaan dalam menafsirkan jalan yang lurus ini. Kata Ibnu Katsir,

وإن كان يرجع حاصلها إلى شيء واحد، وهو المتابعة لله وللرسول

“Walaupun semua pengertian shirothol mustaqim akan kembali pada satu pengertian yaitu mengikuti Allah dan Rasul-Nya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:209)

Ikhtisar dari yang disampaikan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, shirothol mustaqim adalah:

  1. Jalan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Jalan para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
  3. Kebenaran.
  4. Islam.
  5. Al-Qur’an.

Setelah menyebutkan pendapat-pendapat ini, Ibnu Katsir rahimahullah menyampaikan,

وكل هذه الأقوال صحيحة، وهي متلازمة، فإن من اتبع النبي صلى الله عليه وسلم، واقتدى باللذين من بعده أبي بكر وعمر، فقد اتبع الحق، ومن اتبع الحق فقد اتبع الإسلام، ومن اتبع الإسلام فقد اتبع القرآن، وهو كتاب الله وحبله المتين، وصراطه المستقيم، فكلها صحيحة يصدق بعضها بعضا، ولله الحمد.

“Semua pengertian di atas itu benar dan semua makna di atas itu saling terkait. Siapa yang mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti sahabat sesudahnya yaitu Abu Bakar dan Umar, maka ia telah mengikuti kebenaran. Siapa yang mengikuti kebenaran, berarti ia telah mengikuti Islam. Siapa yang mengikuti Islam, berarti ia telah mengikuti Al-Qur’an (Kitabullah), itulah tali Allah yang kokoh. Itulah semua ash-shirothol mustaqim (jalan yang lurus). Semua pengertian di atas itu benar saling mendukung satu dan lainnya. Walillahil hamd.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:213)

Sumber https://rumaysho.com/24496-tafsir-surat-al-fatihah-ayat-6-dan-7-memahami-shirathal-mustaqim-jalan-lurus.html


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.

Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin.

Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.

Alhamdulillah Ya Alloh Kau Selalu Bimbing Kami Di Jalan (cara) Yang Mudah & Indah
Alhamdulillah Ya Alloh Kau Selalu Bimbing Kami Di Jalan (cara) Yang Mudah & Indah 

Posting Komentar

0 Komentar