Ticker

6/random/ticker-posts

Header Ads Widget

i love Alloh

Ya Alloh Engkau “Maha Merendahkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Tinggikan #Dakwah #Islam

 Al Hafidh secara bahasa berasal dari kata kha-fa-dha artinya merendahkan. Allah Al Khafidh, artinya Allah merendahkan derajat siapa saja yang Dia kehendaki menurut hikmat kebijaksanaan- Nya.

Allah merendahkan derajat orang musyrik dan orang kafir di akhirat dengan memasukkannya ke neraka sebagai balasan atas kekafirannya.

Ya Alloh Engkau “Maha Merendahkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Tinggikan
Ya Alloh Engkau “Maha Merendahkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Tinggikan

Allah juga merendahkan orang yang dalam kehidupannya di dunia memiliki kedudukan yang tinggi namun amal perbuatannya sering dan banyak melanggar ajaran Islam. Allah akan merendahkan di akhirat dengan menggolongkannya ke dalam golongan orang-orang yang merugi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs.Al Mujadilah: 11)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ [ ٥٦:١] لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ [٥٦:٢] خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ [٥٦:٣]

“Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)”. (Qs. Al Waqiah: 1-3).

Suatu hari Rasulullah ditanya tentang arti firman Allah, ”Setiap saat Dia (Allah) dalam kesibukan” [Qs. Ar-Rahman: 29]. Beliau menjawab, ”Termasuk kesibukan-Nya adalah mengampuni dosa, menghilangkan keresahan, meninggikan kelompok-kelompok manusia, dan merendahkan yang lain”. [HR. Ibnu Majah]

Dari hadits di atas, kita bisa menangkap makna bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah berhenti beraktifitas. Dia senantiasa sibuk, selain menjaga rotasi alam, juga mengatur kehidupan makhluk istimewa-Nya yang bernama manusia.

Dia memberi ampunan pada siapa saja yang bertaubat kepada-Nya, menghilangkan kegelisahan orang-orang yang stres, meninggikan orang yang berprestasi, dan merendahkan manusia dengan berbagai sanksi sosial, moral, dan hukum.

Al-Qur’anul Karim telah menjelaskan kepada manusia tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan kejatuhan, kebangkitan, dan ketinggian.

Berikut ini adalah salah satu ayat yang menjelaskan tentang hukum tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: ”Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam kesempurnaan ciptaan, kemudian Kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya”. [Qs. At-Tiin : 5].

Al-Qur’an sangat cermat memilih kata, dipilihnya kata ”Kami” utk menggambarkan keterlibatan manusia dalam ketinggian dan kerendahan derajat- nya.

Jika manusia mengoptimalkan fungsi ruh Ilahi–yang di dalam Al-Qur’an digunakan istilah ”min Ruuhiy”— untuk mengangkat derajatnya ke tingkat ”ahsanut taqwiim”, maka tinggilah derajat kemanusiaannya.

Sebaliknya, jika manusia melepaskan diri dari daya tarik ruhnya dan mengikuti daya tarik bumi (gravitasi) seperti makhluk binatang yang hidupnya hanya diperuntukkan bagi pemenuhan makan, minum, dan hubungan seksual semata, maka ia akan meluncur jatuh ke tingkat yang serendah -rendahnya.

Al-Qurthubi dalam al-Asmaul Husna mengingatkan, ”Ketahuilah bahwa yang direndahkan Allah adalah manusia yang terhindar dari taufiq dan pertolongan-Nya, yang diperintah oleh nafsu, yang tidak memperoleh kebajikan dari Tuhannya.

Apabila berusaha kembali kepada-Nya, ia tidak mendapatkan bisikan hati tentang kekuasaan- Nya. Apabila berusaha mendengar bisikan-bisikan hatinya, ia tidak meraih percaya diri atau kelezatan dalam bermunajat dengan-Nya”.

Untuk menjaga keseimbangan dan harmoni kehidupan manusia di muka bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerapkan hukum ”reward and punishment”.

Hadiah diberikan kepada mereka yang berprestasi, sedang hukuman diberikan kepada mereka yang melanggar aturan.

Bisa jadi reward and punishment itu tidak diberikan semasa hidup di dunia ini, tapi di akhirat nanti semua orang pasti mendapat hadiah dan sanksi.

Orang-orang yang beriman dan beramal shalih akan diangkat derajatnya dengan kedudukan yang tinggi (syurga). Sedangkan orang-orang kafir, musyrik dan munafiq akan diberi sanksi/hukuman di neraka jahim. Allah menghinakan siapa saja yang layak mendapatkan kehinaan akibat perbuatannya.

Sumber : https://kemuhammadiyahan.com/99-asmaul-husna-makna-dan-pengertiannya-al-khafidh-ar-rafi/


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.

Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin.

Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.

Ya Alloh Engkau “Maha Merendahkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Tinggikan
Ya Alloh Engkau “Maha Merendahkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Tinggikan 

Posting Komentar

0 Komentar