Ticker

6/random/ticker-posts

Header Ads Widget

i love Alloh

Ya Alloh Engkau “Maha Menghinakan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Muliakan #Dakwah #Islam

 

Al Mudzillu (Yang Maha Menghinakan)

Al Mudzillu mempunyai arti atau mengandung makna bahwa Allah Swt. Dzat yang ‘menundukkan orang/makhluk yang dikehendak-Nya’, dengan jalan menghinakannya. Berakhlak dengan nama Allah Al Mu’izzu dan Al Mudzillu ini menuntut seseorang untuk memuliakan kepada siapa yang diperintahkan supaya dimuliakan dan menghinakan kepada siapa yang diperintahkan supaya dihinakan.

Ya Alloh Engkau “Maha Menghinakan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Muliakan

Al Mudzillu secara bahasa artinya menimpakan kehinaan. Allah Al Mudzillu, artinya Allah Swt menghinakan orang-orang musyrik, kafir, munafik dan kedurhakaan lainnya. Allah memiliki otoritas mutlak memuliakan dan menghinakan hamba-Nya. Seorang hamba dimuliakan karena amalnya, demikian juga hamba yang lain dihinakan karena perbuatannya.

Allah memuliakan dan menghinakan hamba-Nya atas dasar ilmu dan keadilan-Nya. Allah tidak pernah mendzalimi hamba-Nya, tetapi hamba itu sendirilah yg mendzalimi dirinya. Allah Swt. berfirman, artinya : “Engkau muliakan siapa-pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa-pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Qs.Ali ‘Imran : 26).

Seorang muslim yang memahami Asma Allah yang satu ini, pasti senantiasa waspada dan hati-hati, sebab bisa jadi kehormatan dan kemuliaan yang kini disandangnya menjadi batu ujian yang justru bisa menghinakan dirinya. Jika saat ini diberi amanah harta dan kekayaan, ia tidak bangga apalagi menyombongkan diri. Ia tetap tawadhu’ (rendah hati) meski kekayaannya melimpah ruah, anak buahnya banyak, dan sebagainya dan orang lain memberi penghormatan karena kebaikan dan kedermawanannya.

Ia sadar bahwa harta dan kekayaan yang dimiliki merupakan amanah dan titipan Allah agar ia mampu membagikan kesejahteraan kepada orang lain. Ia menyadari bahwa dirinya hanyalah media (saluran/sarana) untuk menyejahterakan fakir, miskin dan kaum dhu’afa.

Seorang Muslim yang menyadari hakikat asma Allah Al-Mudzilu pasti senantiasa berhati-hati dalam menggunakan harta kekayaannya. Ia tidak akan semena-mena membelanjakan harta- nya, apalagi untuk kemaksiatan. Sebaliknya, seluruh hartanya pasti dibelanjakan (hanya) untuk memenuhi kebutuhan serta keperluan dakwah dan jihad fi sabilillah.

Pangkat dan jabatan tak jarang menjadikan manusia lupa diri. Dengan berpakaian seragam militer, polisi, dokter, uniform kepegawaian terkadang seseorang merasa terhormat. Apalagi jika di pundaknya atau di dadanya terselip simbol-simbol jabatan tertentu. Tiba-tiba timbul dalam dirinya keinginan untuk dihormati dan dihargai. Ia merasa lebih dari yang lain. Hatinya merasa terkoyak bila ada orang yang tidak memperdulikannya.

Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa orang-orang yang menjauhkan diri dari Allah dan mengingkari ayat-ayat-Nya akan ditimpakan kehinaan. Salah satu dari mereka adalah orang-orang Yahudi, sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an. Allah Swt. berfirman, artinya : “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan.” {Qs. Ali-Imron : 112}

Allah Swt. berfirman, artinya : “Adapun orang-orang yg berbuat kejahatan (akan mendapat) balasan kejahatan yg setimpal dan mereka diselubungi kehinaan”.(Qs. Yunus : 27)

Dengan demikian, maka sepatutnya kita selalu berdoa dengan mengucapkan : “Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat. Sungguh Engkau tidak pernah mengingkari janji” (Qs.Ali ‘Imran : 194)

Kisah Hakam bin Ash

Dalam hidupnya Hakam bin Ash sering menghina Rasulullah Saw. Ketika bertemu Rasulullah Saw. dia suka memainkan mulutnya berkomat-kamit dan hidungnya dicungirkan untuk mengejek beliau. Karena terus-menerus menghina Rasulullah, Allah Swt. kemudian memberikan hukuman kepada Hakam bin Ash. Bentuk hidung dan mulut Hakam tiba-tiba berubah menjadi sangat jelek. Hakam bin Ash pun kemudian menyesali perbuatan- nya, namun tak bisa kembali seperti semula.

Dia pun kemudian menjadi hinaan orang-orang di sekelilingnya dan tidak berapa lama kemudian ia sakit dan meninggal dunia. Allah Maha Berkuasa merendahkan dan melemparkan seseorang dalam kehinaan dan kerendahan. Sehingga Allah memiliki nama Al Mudzill, yaitu Maha Menghinakan.

Allah Swt. berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah (Muhammad) wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs.Ali ‘Imran : 26)

Wallahu A’lam

Batang, Medio Oktober 2019
• Margo Hutomo Pengasuh Majlis Muthala’ah Al-Quran (MMA)

sumber : https://kemuhammadiyahan.com/99-asmaul-husna-makna-dan-pengertiannya-al-muizz-al-mudzillu/


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.

Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin.

Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.

Ya Alloh Engkau “Maha Menghinakan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Muliakan 

Posting Komentar

0 Komentar